Jumat, 17 Januari 2014

Obat Generik Pilihan Cerdas Sukseskan JKN 2014

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah mulai digulirkan,  ada beberapa perubahan pada sistem kesehatan di Indonesia, khususnya pada pembiayaan pengobatan yang akan menggunakan sistem paket Indonesia-Case Based Groups (INA-CBG's). 

Dalam sistem tersebut, pasien dibebaskan dari tanggungan biaya pengobatan yang dikenakan dari rumah sakit sebagai pemberi layanan kesehatan. Sebagai gantinya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan lah yang akan membiayai tanggungan. 

Obat merupakan salah satu komponen dalam pembiayaan sistem INA-CBG's. Oleh karenanya, sudah dapat diduga, permintaan obat generik tentu akan meningkat pesat seiring diberlakukannya JKN. 

Seperti yang diketahui, harga obat bermerek memang lebih mahal berkali-kali lipat dibandingkan dengan obat generik. Menurut Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang, harga obat generik bisa jauh lebih murah, karena tidak membutuhkan biaya promosi seperti halnya obat bermerek. 

Meskipun begitu, meski harganya jauh lebih murah, sebenarnya tidak ada perbedaan antara kualitas obat generik jika dibandingkan dengan obat bermerek. Pasalnya, kedua sebenarnya merupakan obat copy dari obat paten (originator), sehingga tidak berbeda dalam hal zat aktif, indikasi, dan bentuk sediaan.  

Bedanya hanya pada nama dagang sehingga ada yang disebut sebagai obat bermerek dan ada pula yang disebut sebagai obat generik berlogo (OGB). OGB sendiri sebenarnya merupakan program pemerintah yang diluncurkan pada tahun 1989 yang bertujuan untuk memberikan alternatif penyediaan obat dengan harga terjangkau dengan kualitas yang sesuai standar. 

Logo pada OGB berupa lingkaran hijau bergaris-garis putih dengan tulisan "Generik" di bagian tengah lingkaran. Logo tersebut menunjukkan bahwa OGB telah lulus uji kualitas, khasiat dan keamanan. Sedangkan garis-garis putih menunjukkan OGB dapat digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat. 

Edukasi 

Citra OGB di masyarakat belum setara dengan obat bermerek. Karena itu, edukasi merupakan hal penting untuk menghilangkan stigma kurang baik pada OGB sehingga masyarakat tak salah kaprah untuk memilih obat bermerek dengan anggapan obat tersebut lebih baik, padahal kenyataannya sama saja. 

Untuk penyakit-penyakit kronis yang membutuhkan obat seumur hidup seperti diabetes atau tekanan darah tinggi akan sangat rugi jika konsumen menggunakan obat bermerek, sementara OGB hadir dengan harga yang lebih murah. Karena itu, masyarakat perlu diyakinkan melalui edukasi yang dalam hal ini tenaga kesehatan memiliki peranan penting. 

Perbaikan 

Tampilan kemasan OGB, juga salah satu faktor penting yang menentukan keinginan orang untuk memilihnya. Bentuk kemasan yang berupa botol-botol besar yang berisi obat dalam jumlah besar seharusnya sudah ditiadakan. 

Dengan kemasan yang baik diharapkan citra OGB akan menjadi lebih baik di masyarakat. Sekaligus, memudahkan dokter untuk meyakinkan pasien untuk menggunakannya, perbaikan kemasan tidak akan signifikan mempengaruhi peningkatan biaya produksi OGB. Ini karena permintaan OGB yang meningkat saat diberlakukannya JKN akan membuat biaya produksi semakin efisien sehingga menutup biaya perbaikan kemasan.


Tidak ada komentar:
Write komentar

© 2014 HEALTHY LIFE. Designed by Bloggertheme9 | Distributed By Gooyaabi Templates
Powered by Blogger.